Mumbai – Sektor Fintech (Teknologi Keuangan) global kini mengalihkan fokus dari pasar-pasar jenuh di Barat ke perbatasan ekonomi (Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin) yang masih memiliki persentase besar populasi unbanked. Gelombang baru Fintech ini memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI), Blockchain, dan smartphone yang terjangkau untuk mengatasi hambatan tradisional inklusi keuangan, seperti kurangnya biro kredit dan biaya transaksi yang tinggi.
AI memainkan peran penting dalam penilaian risiko kredit. Di negara-negara di mana sejarah kredit formal minim, Fintech menggunakan AI untuk menganalisis data alternatif, seperti riwayat penggunaan smartphone, pola pembelian e-commerce, atau bahkan skor pendidikan, untuk membuat profil kredit yang lebih inklusif dan akurat. Hal ini membuka akses ke pinjaman mikro dan produk asuransi bagi jutaan individu yang sebelumnya dianggap terlalu berisiko oleh bank tradisional.
Sementara itu, teknologi Blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT) digunakan untuk menciptakan solusi pembayaran lintas batas yang lebih murah dan lebih cepat. Biaya remittance (pengiriman uang dari luar negeri) secara historis sangat tinggi di pasar-pasar ini, memotong pendapatan pekerja migran. Fintech berbasis Blockchain menawarkan platform yang menghilangkan perantara, secara drastis mengurangi biaya transaksi dan mempercepat waktu penyelesaian.
Tantangan utama di perbatasan ekonomi adalah regulasi dan infrastruktur telekomunikasi. Meskipun smartphone tersebar luas, konektivitas internet yang andal masih belum universal di daerah pedesaan. Selain itu, regulator harus menyeimbangkan inovasi Fintech dengan kebutuhan untuk melindungi konsumen yang rentan dari penipuan, skema Ponzi, dan praktik pinjaman yang tidak etis.
Secara keseluruhan, Fintech bukanlah hanya tentang modernisasi perbankan; ini adalah tentang revolusi sosial dan ekonomi di pasar berkembang. Dengan mendemokratisasi akses ke alat keuangan dasar, Fintech memberdayakan individu, mendorong kewirausahaan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Era baru Fintech ini didasarkan pada prinsip efisiensi digital dan inklusi yang didorong oleh teknologi.