Selama ini, cloud computing (komputasi awan) menjadi raja, di mana data dikirim ke data center terpusat yang jauh untuk diproses. Kini, tren baru bernama Edge Computing (komputasi tepi) muncul. Artikel ini menjelaskan mengapa memproses data secara lokal—lebih dekat ke sumber data—menjadi sangat penting untuk teknologi masa depan seperti IoT, mobil otonom, dan real-time AI.
Cloud computing memiliki masalah fundamental: latensi. Waktu yang dibutuhkan data untuk berjalan dari perangkat Anda (misalnya, kamera keamanan) ke data center di negara lain dan kembali lagi, bisa terlalu lama untuk aplikasi yang membutuhkan respons instan. Bayangkan sebuah mobil otonom yang harus “bertanya” ke cloud apakah ia harus mengerem atau tidak; sepersekian detik penundaan bisa berakibat fatal.
Di sinilah Edge Computing berperan. Alih-alih mengirim semua data mentah ke cloud, pemrosesan data dilakukan “di tepi” jaringan—bisa di dalam perangkat itu sendiri (seperti smartphone Anda), di router lokal, atau di menara 5G terdekat. Hanya hasil akhir atau data penting saja yang dikirim ke cloud untuk penyimpanan jangka panjang.
Manfaatnya ada tiga: kecepatan (latensi sangat rendah), efisiensi bandwidth (tidak perlu streaming video 4K mentah ke cloud), dan privasi (data sensitif tidak perlu meninggalkan perangkat lokal Anda). Dari kacamata augmented reality (AR) yang merespons gerakan mata Anda secara instan hingga pabrik pintar (smart factory) yang mendeteksi anomali mesin, edge computing adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang akan menggerakkan era Internet of Things (IoT).

