Stuttgart – Budaya modifikasi dan tuning mobil secara tradisional berpusat pada mekanika mesin pembakaran internal (ICE)—mengganti turbocharger, exhaust, dan memprogram ulang ECU (Engine Control Unit). Namun, di era mobil listrik (EV), budaya tuning sedang mengalami metamorfosis, bergeser fokusnya ke perangkat lunak dan manajemen termal baterai.
EV modern adalah komputer berjalan. Peningkatan performa kini tidak lagi melalui dongkrak tenaga mesin, tetapi melalui pemrograman ulang software yang mengatur motor listrik dan sistem manajemen baterai (BMS). Tuner spesialis kini bekerja untuk membuka potensi tersembunyi motor listrik yang dibatasi oleh pabrik dan mengoptimalkan sistem pendingin baterai untuk memungkinkan output tenaga yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Misalnya, beberapa tuner dapat meningkatkan akselerasi EV dengan mengubah kurva torsi motor listrik melalui software saja.
Selain software, fokus tuning juga mencakup sistem pengereman regeneratif dan suspensi adaptif untuk menangani torsi instan yang masif. Meskipun EV tuning secara fisik lebih sederhana—tidak ada lagi oli, filter, atau timing belt—ia memerlukan keahlian mendalam dalam teknik elektro dan ilmu komputer. Ini adalah bukti bahwa semangat modifikasi mobil tidak mati, hanya berpindah dari bengkel yang berminyak ke laboratorium software yang bersih.